PROBOLINGGO –
Di Indonesia, indikator status kesehatan seperti Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) masih cukup tinggi. Demikian pula Kota Probolinggo
masih menghadapi permasalahan tingginya AKI dan AKB.
Hal ini tercermin pada AKI Kota Probolinggo 2024 yaitu
250,7 per 100.000 kelahiran hidup dan target nasional 183 per 100.000 kelahiran
hidup, terjadi kenaikan dibanding tahun 2023. Sementara AKB tahun 2024
yaitu 15,55 per 1000 kelahiran hidup, menurun dibanding tahun 2023.
“Kenapa sih harus kita? Karena perempuan memiliki peran
strategis, bisa ngomong karena pernah mengalami. Perempuan itu lebih hebat
dalam komunikasi, sosialisasi, berkolaborasi, media sosial, agen informasi.
Jadi kalau perempuan tidak dihadirkan di sini, rugi!,” tegas Ketua Tim
Penggerak (TP) PKK Kota Probolinggo dr. Evariani Aminuddin.
Hal itu disampaikannya saat membuka giat Penguatan
Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi pada Organisasi Masyarakat
Wanita 2025, Selasa (22/4/2025), di Puri Manggala Bhakti, Kantor Wali Kota
Probolinggo.
Eva mengungkapkan dalam upaya menurunkan AKB dibutuhkan
peran serta masyarakat khususnya organisasi wanita dalam pemberdayaannya guna
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan untuk mengatasi permasalahan, memotivasi
kesadaran untuk menjamin kehamilan dan persalinan yang aman.
“Kita semua adalah satu kebersamaan untuk keberlangsungan
program-program kebaikan ibu, pengendalian kematian dan kita bergerak
bersama-sama, bergandengan tangan untuk lebih intens lagi,” jelasnya
Ia pun mengajak seluruh perempuan dari berbagai unsur
untuk berperan aktif dalam mendukung penurunan AKI, AKB di Kota Probolinggo
yang tersebar di 5 kecamatan sesuai dengan peran masing-masing
organisasi.
“Peran di sini adalah ikut melakukan pendampingan (pada
ibu hamil risiko tinggi sampai masa nifas), dengan pemantauan langsung dari
Dinas Kesehatan sebagai ukuran indikator AKI AKB, ayo bersama-sama melakukan
penguatan ke bawah,” ajaknya.
Ibu dua orang anak itu menambahkan, beberapa hal yang
membutuhkan dukungan dalam upaya penurunan AKI dan AKB di Kota Probolinggo
tersebut, di antaranya mengambil peran sebagai agen perubahan di tingkat lokal,
mengampanyekan pentingnya pemeriksaan kehamilan rutin, persalinan aman,
perawatan bayi baru lahir dan membantu mengatasi hambatan akses terhadap
layanan kesehatan seperti jarak, biaya dan kesadaran masyarakat.
Selain itu, lanjutnya, memberikan edukasi dan konseling
kepada anggota organisasi dan masyarakat sekitar secara terintegrasi. Dan
memberikan advokasi kebijakan kesehatan yang mendukung penurunan AKI, AKB.
“Termasuk memberikan edukasi pra nikah agar berdampak
dalam menurunkan AKI AKB. Jadi tidak hanya siap secara mental, fisik dan
finansial. Sebagai kartini masa kini, bisa menjadi contoh di masyarakat dan
mampu melakukan pendampingan,” pungkasnya.
Penguatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
Bayi pada Organisasi Masyarakat Wanita Tahun 2025, bertujuan meningkatan
pengetahuan tentang penyebab dan pencegahan AKI dan AKB. Serta membangun
komitmen untuk terlibat aktif dalam kegiatan kesehatan ibu dan anak.
Giat yang melibatkan ratusan peserta ini, menggandeng
Nara Sumber Kepala seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinkes Provinsi
Jatim Cicik Swi Antika dan Spesialis Obgyn setempat dr. Maria Diah Zakiyah, Sp.
OG, M.H. (infopublik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar